Jumat, 26 Juni 2015

10 Pintu Setan dan Cara membentengi Diri

Jamaah Majlis Riyadhul Mubtadiin mencoba Merukyah seorang anak yang hidupnya bebas berbuat sekehendak dirinya. Anak tsb dikuasai hawa nafsu dan jin kafir yang bersarang pada tubuhnya, pada saat dirukyah sang anak pada awalnya belum melakukan tindakan perlawanan kepada Jamaah ternyata lama kelamaan anak tsb kerasukan pada saat penulis juga ikut merukyah ternyata anak tsb tambah kuat perlawanannya saat penulis bertanya jin muslim atau kafir kpd nya anak tsb mengaku bahwasanya dia mengaku kafir..

Syetan selalu menipu daya manusia tanpa henti untuk itu kita harus mengetahui pintu-pintu yg Syetan dapat masuk kedalam tubuh/diri kita.

10 Pintu Setan dan Cara membentengi Diri dari Godaannya

Untuk membantu manusia dalam menghadapi godaan setan dan bujukan iblis, Islam menunjukkan berbagai jalan yang bisa digunakan olehnya agar tetap tegar dalam pertempuran melawan setan dan memetik kemenangan atas musuh besarnya itu.
Adapun pintu-pintu yang sering dimasuki setan untuk menggoda manusia adalah sebagai berikut:
1. Tamak dan berprasangka buruk.
cara melawannya dengan qana’ah dan percaya.
2. Cinta kehidupan dunia dan angan-angan.
cara melawannya dengan merasa takut kematian yang datang tiba-tiba.
3. Suka santai dan mencari kesenangan.
cara melawannya dengan meyakini bahwa kenikmatan akan sirna
4. ‘Ujub atau membanggakan diri.
cara melawannya dengan meyakini akan anugrah Allah dan takut menerima akibat yang buruk.
5. Menganggap rendah dan tidak menghormati orang lain.
cara melawannya dengan mengenali hak dan kehormatan mereka.
6. Hasad atau dengki.
cara melawannya dengan qana’ah dan ridha dengan nasib setiap makhluk yang telah ditentukan Allah.
7. Riya’.
cara melawannya dengan ikhlas di setiap amal
8. Kikir.
cara melawannya dengan meyakini bahwa semua yang ada di tangan manusia akan sirna, sedangkan apa yang ada di sisi Allah akan kekal abadi.
9. Sombong
cara melawannya dengna rendah hati (tawadhu’)
10. Tamak dengan dunia.
cara melawannya dengan meyakini apa yang ada disisi Allah dan zuhud terhadap apa yang dimiliki oleh manusia.
Jalan lain untuk membentengi diri dari godaan setan adalah
1. Dengan banyak mengingat Allah (zikir) ketika memulai setiap pekerjaan.
2. Menghindari dari kekenyangan sekalipun dari makanan yang halal.
Allah berfirman,” ….makanlah dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan…” ( QS.Al-A’raf:31)
Rasulullah bersabda,” Sesungguhnya setan bergerak dalam diri manusia pada aliran darahnya, maka sempitkanlah aliran setan dengan lapar” ( HR.Ahmad)
3. Membaca Al Quran, zikir kepada ighfar.Allah, dan istighfar.
Rasulullah bersabda,” Sesungguhnya, setan meletakkan belalainya di atas hati manusia, jika ia berzikir kepada Allah, maka setan menarik belalainya ke atas. Namun, jika ia lupa dengan Allah maka setan melahap hatinya.” (HR.Ibnu Abi Dunya)
4. Tidak tergesa-gesa dan berhati-hati dalam melakukan segala urusan.
Rasulullah bersabda,” Tergesa-gesa adalah dari setan dan berhati-hati adalah dari Allah Ta’ala.”
dan masih banyak lagi cara membentengi diri dari godaan setan. semoga kita dan anak cucu kita selalu dilindungi Allah dari godaan setan yang terkutuk.

Senin, 15 Juni 2015

ADAB BERDZIKIR

Untuk melaksanakan dzikir di dalam thariqah ada tata krama yang harus diperhatikan, yakni Adab Berdzikir. Semua bentuk ibadah bila tidak menggunakan tata krama atau adab, maka akan sedikit sekali faedahnya. Dalam kitab Al-Mafakhir Al-Aliyah fil Ma-atsir Asy-Syadzaliyah disebutkan pada fasal Adabudz-dzikr, sebagaimana dituturkan oleh Asy-Syekh Abdul Wahab Sya’rani.ra bahwa adab berdzikir itu banyak, tetapi dapat dikelompokkan menjadi 20 (dua puluh), yang terbagi menjadi tiga bagian; 5 (lima) adab dilakukan sebelum berdzikir, 12 (dua belas) adab dilakukan pada saat berdzikir dan 3 (tiga) adab dilakukan setelah selesai berdzikir.

Adapun 5 (lima) adab yang harus diperhatikan sebelum berdzikir adalah;
1.      Taubat, yang hakekatnya adalah meninggalkan semua perkara yang tidak berfaedah bagi dirinya baik yang berupa ucapan, perbuatan maupun keinginan.
2.      Mandi dan atau wudlu.
3.      Diam dan tenang. Hal ini dilakukan agar di dalam berdzikir nanti dia dapat memperoleh shidq, artinya hatinya dapat terpusat pada bacaan Allah yang kemudian dibarengi dengan lisannya yang mengucapkan La ilaaha illallah.
4.      Menyaksikan dengan hatinya -ketika sedang melaksanakan dzikir ­terhadap himmah syaikh atau guru mursyidnya.
5.      Meyakini bahwa dzikir thariqah yang didapat dari syaikhnya adalah dzikir yang didapat dari Rasulullah SAW, karena syaikhnya adalah na-ib (pengganti) dari beliau.

Sedangkan 12 (dua belas) adab yang harus diperhatikan di saat melakukan dzikir adalah;
1.      Duduk di tempat yang suci seperti duduknya di dalam shalat.
2.      Meletakkan kedua telapak tangannya diatas kedua pahanya.
3.      Mengharumkan tempatnya untuk berdzikir dengan bau wewangian, demikian pula pakaian di badannya.
4.      Memakai pakaian yang halal dan suci.
5.      Memilih tempat yang gelap dan sepi jika memungkinkan.
6.      Memejamkan kedua mata, karena hal itu akan dapat menutup jalan indra dhohir, karena tertutupnya indra dhohir akan menjadi penyebab terbukanya indra hati/bathin.
7.      Membayangkan pribadi guru mursyidnya di antara kedua matanya. Dan ini menurut Para ulama thariqah merupakan adab yang sangat penting. (rabithah)
8.      Jujur dalam berdzikir. Artinya hendaknya seseorang yang berdzikir itu dapat memiliki perasaan yang sama, baik dalam keadaan sepi (sendiri) ataupun ramai (banyak orang).
9.      Ikhlas, yaitu membersihkan amal dari segala ketercampuran. Dengan kejujuran serta keikhlasan, seorang yang berdzikir akan sampai pada derajat Ash-Shiddi’qiyah dengan syarat dia mau mengungkapkan segala yang terbersit didalam hatinya -berupa kebaikan dan keburukan­ kepada syaikhnya. Jika dia tidak mau mengungkapkan hal itu, berarti ia berkhianat dan akan terhalang dari fath (keterbukaan batiniyah).
10.  Memilih shighot dzikir bacaan Laa ilaaha illallah, karena bacaan ini memiliki keistimewaan yang tidak didapati pada bacaan-bacaan dzikir syar’i lainnya.
11.  Menghadirkan makna dzikir di dalam hatinya.
12.  Mengosongkan hati dari segala apapun selain Allah dengan La ilaaha illallah, agar pengaruh kata ”illallah” terhujam di dalam hati dan menjalar ke seluruh anggota tubuh.

Dan 3 (tiga) adab setelah berdzikir adalah;
1.      Bersikap tenang ketika telah diam (dari dzikirnya), khusyu’ dan menghadirkan hatinya untuk menunggu waridudz-dzikr. Para ulama thariqah berkata bahwa bisa jadi waridudz-dzikr datang dan sejenak memakmurkan hati itu pengaruhnya lebih besar daripada apa yang dihasilkan oleh riyadlah dan mujahadah tiga puluh tahun.
2.      Mengulang-ulang pernafasannya berkali-kali. Karena hal ini -menurut para ulama thariqah- lebih cepat menyinarkan bashi’rah, menyingkapkan hijab-hijab dan memutus bisikan-bisikan hawa nafsu dan syetan.
3.      Menahan minum air. Karena dzikir dapat menimbulkan hararah (rasa hangat) di hati orang yang melakukannya, yang disebabkan oleh syauq dan tahyij (rasa rindu dan gairah) kepada Al-Madzkur/Allah yang merupakan tujuan utama dari dzikir, sedang meminum air setelah berdzikir akan memadamkan rasa tersebut.

Para Guru Mursyid berkata: “Orang yang berdzikir hendaknya memperhatikan tiga tatakrama ini, karena natijah (hasil) dzikirnya hanya akan muncul dengan itu.” Wallahu a’lam.